Agenda Training

Ikutilah!!! >>>> Training dan Workshop Fikih Muamalah on Islamic Banking and Finance Level Intermediate (Angkatan 84) 6 - 7 Februari 2014 # Workshop Nasional Notaris Syariah 24 - 25 Januari 2013 # Workshop Hybrid Contracts pada Produk Perbankan Syariah 13 - 14 Maret 2013 Hub. Sdr. Joko (082110206289). BURUAN DAFTAR

Training

Training

Sang Mujahid Ekonomi Syariah

Agustianto : Sang Mujahid Ekonomi Syariah

Artikel ini dikutip dari buku “99 Kesaksian The Celestial Management”, Jakarta, Penerbit Embun Publishing, 2008, hlm. 492 - 496


Lebih dari 17 tahun bank syariah hadir di Indonesia, namun sampai saat ini masih ada saja orang yang ragu-ragu terhadap perbankan yang beroperasi secara halal dan sesuai dengan syariat Islam itu.

Tidak demikian halnya dengan Drs.Agustianto,MAg. Pria Kelahiran Tanjung Balai Sumatera Utara, 17 Agustus 1967 itu tidak pernah bimbang sedikitpun terhadap kebenaran dan keunggulan bank syariah. Bahkan, mahasiswa Program Doktor Ekonomi Islam UIN Jakarta itu sudah mensosialisasikan pentingnya bank syariah sebelum Bank Muamalat, yang merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia, hadir. “Tahun 1992, selepas kuliah, saya mengajar mata kuliah Fikih Muamalat. Ketika itu saya mulai merintis dakwah mengenai pentingnya bank syariah, walaupun saat itu lembaganya (yaitu Bank Muamalat,red)masih dalam angan-angan.” Kata Agustianto.

Ia tidak pernah lelah , mendakwahkan pentingnya ekonomi syariah dan bank syariah. Dia mengajar di beberapa Universitas, Seperti IAIN Sumatra Utara dan Fakultas Ekkonomi Universitas Islam Sumatra Utara yang merupakan Universitas tertua di Sumatra Utara, serta Fakultas Ekonomi Universiats Al-Azhar Medan. Selain itu, melalui berbagai forum pengajian, talk show, seminar, tulisan di media massa, khotbah jum’at maupun buku, ia selalu mengedepankan keunggulan-keunggulan ekonomi syariah maupun bank syariah.

Awalnya, kiprah Agustianto lebih banyak di Pulau Sumatera. Kini jejak perjuangannya sudah samapi keluar sumatera, terakhir Ibu Kota Jakarta. “Saya aktif memberikan seminar, workshop dan ceramah ekonomi dan bank Islam khususnya di Sumatera (Sumut, Aceh, Riau), terutama sejak 1997-2004. kini saya aktif berdakwah di seluruh wilayah Indonesia.” Ujar Direktur Centre for Islamaic Economic Studies Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Ekonomi Islam UIN Jakarta.

Mengapa Agustianto sangat gencar menyosialisasikan ekonomi syariah, khususnya bank syariah? Hal itu kata dia, didorong oleh keprihatinannya melihat masyarakat Indonesia. “Saya melihat ada kepincangan yang luar biasa dalam masyarakat muslim kita, antara pemahaman atau pengetahuan dan praktik muamalat Islam. Padahal begitu banyak Ayat Al-Qur’an maupun hadist Nabi yang menyuruh kita agar menguasai ekonomi atau perdagangan. Tanpa menguasai ekonomi kita akan ketinggalan. Dan itu terbukti, sampai sekarang umat Islam masih dijajah oleh umat lain karena kita tidak menguasai perekonomian,” tegasnya

Agus tak hanya sekedar bicara. Ketika Bank Muamalt hadir di Medan tahun 2000. dia langsung menjadi nasabah. ”Sehari setelah Bank Muamalat cabang Medan beroprasi, saya langsung mendaftarkan diri sebagai nasabah, tepatnya 17 April 2000,” tuturnya. Tak berlebihan kalau dikatakan Agustianto sebagai mujahid ekonomi syraiah, khusunya bank syariah. Dia tidak hanya berbekal semangat belaka dalam memperjuangkan ekonomi syariah. Dia mendirika lembaga yang bernama Forum Kajian Ekonomi dan Bank Islam (berdiri 1990).

Melalui lembaga inilah, antara lain, dia menyuarakan urgeni ekonomi syariah. Kajian-kajian yang dilakukanya kemudian disebarluaskan melaului masyarakat kampus, ormas-ormas Islam, jamaah pengajian, terutama ustadz-ustadz yang belum menguasai ekonomi syariah maupun perbankan syariah. ” Banyak sekali Ustadz kita yang belum memahami ekonomi syariah maupun bank Islam. Padahal mereka amat memerlukan bekal tersebut agar bisa berdakwah kepada umat Muslim. Disinilah arti penting menyosialisasikan ekonomi syariah dan perbankan syariah kepada para Ustadz,” paparnya.

Gebrakan yang dilakukannya antara lain menggelar acara Gerakan Ekonomi Syariah di Medan, Sumatra Utara, tahun 2002, 2003, dan 2004. ” ini adalah acara yang spektakuler dan gaungnya Nasional,” kata Agustianto, yang menjabat Sekretaris Umum Pencanangan (GES) Gerakan Ekonomi Syariah Sumut, sejak 2002 sampai sekarang.

Pria yang pernah menjadi Advisor Bank Muamalat Regional Sumbagut (Aceh,Riau,Sumbar, dan Sumut) itu juga rajin berdakwah lewat pena. Dia menulis artikel di bernagai media massa. ” Sampai Saat ini sudah lebih 200 artikel tentang ekonomi dan bank Islam yang saya tulis dan dimuat di media massa,” katanya.

Tak hanya itu, Agustianto juga menulis buku. Hingga saat ini sudah ada beberapa judul yang diterbitkan, antara lain Percikan Ekonomi Islam (2002), Wakaf Produktif: Pemberdayaan Ekonomi Ummat(2002), dan Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam dalam buku Prospek Bank Syariah pada Millenium Ketiga. Selain itu, Membumikan Ekonomi Syariah (dalam percetakan), dan Geliat Ekonomi Islam Kontemporer (dalam percetakan).

Tantangan kedepan ekonomi syariah, khususnya perbankan syariah adalah menyiapkan Sumber Daya Insani(SDI) yang berkwalitas. ”Perbankan syariah sangat membutuhkan SDI yang matang dan bermutu, bukan karbitan. Sampai saat ini, lembaga yang menghasilkan SDI perbankan syariah masih terbatas. Ini tantangan kita,” katanya.

Perbankan syariah, ujar Agustianto, amat membutuhkan para manajer yang mampu mengelola SDI dengan sebaik mungkin. ” Manajer tersebut tidak hanya sekedar paham Ilmu pengetahuan, tapi juga memahami ruh spiritualitas. Tepatnya manajemen spiritual. Manajer yang menguasai manajemen spiritual akan mampu membawa lembaga dan orang-orang yang dipimpinnya menuju tangga kesuksesan, tidak di dunia tapi juga di akhirat,” tandasnya.

Penelitian diberbagai negara menunjukkan pentingnya manajemen spiritual. ”CEO masa depan adalah yang paling tinggi tingkat spiritualitasnya,” tegas Agustianto.


Seguir leyendo...