Agenda Training

Ikutilah!!! >>>> Training dan Workshop Fikih Muamalah on Islamic Banking and Finance Level Intermediate (Angkatan 84) 6 - 7 Februari 2014 # Workshop Nasional Notaris Syariah 24 - 25 Januari 2013 # Workshop Hybrid Contracts pada Produk Perbankan Syariah 13 - 14 Maret 2013 Hub. Sdr. Joko (082110206289). BURUAN DAFTAR

Training

Training

Tangan Dingin Simon Eedle

Hal penting yang menjadi tanggung jawab Simon Eedle adalah menjaga kredibilitas Calyon sebagai penjamin emisi obligasi negara berbasis syariah senilai 350 juta dollar AS yang dikeluarkan Kementerian Keuangan Bahrain sejak Maret 2008.



MIMPI Simon Eedle terwujud pada 2004 justru saat dirinya baru setahun bertugas di Calyon Bahrain. "Tadinya kami masih mencoba-coba berkecimpung di perbankan syariah pada pertengahan 1980-an," ujar Eedle, Calyon Global Head Islamic Banking Bahrain.

Betapa tidak, sejak tim departemen perbankan syariah global pada 2004 terbentuk, Calyon yang merupakan kepanjangan tangan dari Credit Agricole Group asal Prancis itu menjadi pemain yang diperhitungkan dalam pengelolaan keuangan perbankan syariah. Sementara, Credit Agricole hingga Mei 2008 adalah bank terbesar ketiga di Prancis dalam hal nilai pasar.

Catatan prestasi Eedle antara lain adalah menjadikan Calyon ikut ambil bagian dalam sindikasi pembiayaan 2,9 miliar dollar AS untuk Mobily. Tak cuma itu, tahun lalu, Calyon berada di belakang pembiayaan murabahah untuk Mobile Telecommunications Company of Kuwait (MTC) senilai 1,2 miliar dollar AS. Bisnis Mada Leletisalat senilai 2,5 miliar dollar AS juga dikelola Calyon.

Berbekal kepiawaiannya di bidang akuntansi, Eedle, pria berkebangsaan Inggris ini memasuki dunia perbankan sejak lebih dari 20 tahun silam. Di Calyon, dirinya sudah berbakti selama 18 tahun. "Berbagai bidang di Timur Tengah, Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sudah saya masuki," katanya.

Tahun ini, hal penting yang juga menjadi tanggung jawab mantan
Kepala Pendapatan Tetap New York Credit Agricole Indosuez (2003-2006) adalah menjaga kredibilitas Calyon sebagai penjamin emisi obligasi negara berbasis syariah Kementerian Keuangan Bahrain sejak Maret 2008. Sukuk ini bernilai 350 juta dollar AS. Gelontoran uang sebesar itu menjadi bagian penting bagi pembangunan Bahrain kini dan di masa mendatang.

Kendati begitu, Eedle yang bertangan dingin itu mengaku pencapaian Calyon dengan keberagaman keahlian mulai dari pembiayaan hingga asuransi berbasis syariah berangkat dari kebersamaan. "Kami punya keahlian kuat berikut pengalaman lebih dari 30 tahun," ujar sosok berusia 46 tahun ini.

Sementara, untuk lima tahun ke depan, Eedle melihat akan ada perkembangan perbankan syariah seiring dengan makin banyaknya warga Muslim yang berbondong-bondong menempatkan kepercayaan pengelolaan keuangan mereka melalui sistem syariah. "Pertumbuhan ekonomi di negara -negara Teluk juga akan makin terlihat," demikian Simon Eedle.

Seguir leyendo...


Sabtu, 29 November 2008 | 20:22 WIB
Dedikasi Prestasi Richard Thomas

BAGI seorang Richard Thomas, dedikasi prestasinya di perbankan syariah memang menjadi catatan tersendiri. Kini Richard bergabung dengan Global Securities House (GSH) di London. GSH merupakan bagian dari GSH Kuwait dan Securities House KSCC.

Seperti diketahui, GSH adalah penyedia solusi keuangan syariah terkemuka. Layanannya sudah mencapai berbagai belahan dunia. Richard juga adalah anggota UKTI Financial Services Advisory Board (FSSAB) dan memimpin Subkomite Pelayanan Keuangan Syariah. Ia pun menjadi anggota tim penasihat IIBI dan bekerja tetap di Keuangan dan Perbankan Syariah sejak 1980.

Setelah sepuluh tahun bersama SIB, Richard bergabung dengan The United Bank of Kuwait. Bersama bank tersebut, Richard membangun kemampuan bank itu di bidang syariah.

Lalu, pada 2004, Richard menjadi CEO ABCIB Islamic Asset Management and Head of Islamic Financial Services di ABC International Bank, London. (Josephus Primus)

Seguir leyendo...



Perbankan Syariah Melaju Melintasi Guncangan, Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan Nasional
By Ramzi A. Zuhdi, Direktur Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia
Kamis, 27 November 2008 pukul 09:30:00
Tanya:
Bagaimana kondisi perbankan syariah di Indonesia di tengah krisis keuangan global yang sedang terjadi saat ini? Dan bagaimana prospeknya di tahun 2009 yang akan datang?

Jawab:
Sebagai sebuah negara yang perekonomiannya terbuka, Indonesia tak luput dari imbas dinamika pasar keuangan global. Termasuk pula imbas dari krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat, yang menerpa negara-negara lainnya, dan kemudian meluas menjadi krisis ekonomi secara global yang dirasakan sejak semester kedua tahun 2008. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 3% pada tahun 2009. Perlambatan ini tentu saja pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja ekspor nasional, yang pada akhirnya berdampak kepada laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Kemudian bagaimana dampak guncangan sistem keuangan global ini terhadap industri perbankan syariah di Indonesia? Eskposure pembiayaan perbankan syariah yang masih lebih diarahkan kepada aktivitas perekonomian domestik, sehingga belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan sistem keuangan global dan belum memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang tinggi; adalah dua faktor yang dinilai telah ''menyelamatkan'' bank syariah dari dampak langsung guncangan sistem keuangan global. Terbukti, selama tahun 2008 jaringan pelayanan bank syariah terus mengalami penambahan sebanyak 130 kantor cabang. Sehingga saat ini sudah ada 1.440 kantor cabang bank konvensional yang memiliki layanan syariah. Secara geografis, penyebaran jaringan kantor perbankan syariah saat ini telah menjangkau masyarakat di lebih dari 89 kabupaten/kota di 33 propinsi. Jumlah BUS (Bank Umum Syariah) bertambah, sehingga sampai Oktober 2008 menjadi berjumlah lima BUS.

Kinerja pertumbuhan pembiayaan bank syariah tetap tinggi sampai akhir tahun 2008 dengan kinerja pembiayaan yang baik (NPF, Net Performing Financing di bawah 5%). Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah selama tahun 2008 secara konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 17,6% dari triwulan ketiga tahun 2007 atau menjadi 42,9% pada triwulan ketiga tahun 2008. Sementara itu, nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp.37,7 triliun. Sekali lagi industri perbankan syariah menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu pilar penyokong stabilitas sistem keuangan nasional. Dengan kinerja pertumbuhan industri yang mencapai rata-rata 60% sejak dikembangkannya pada tahun 1992, perbankan syariah di Indonesia diperkirakan tetap akan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2009.

Untuk tahun 2009 yang akan datang, perbankan syariah nasional diperkirakan masih akan berada dalam fase high-growth-nya. Optimisme tersebut didasarkan kepada asumsi, bahwa faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan syariah akan dapat dipenuhi, antara lain: realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum Syariah), implementasi UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah; implementasi UU No. 19 Tahun 2008 tentang SBSN mampu memberikan semangat industri untuk meningkatkan kinerjanya, dukungan dari Amandemen UU Perpajakan sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor asing, iklim dunia usaha yang tetap kondusif di tengah aktivitas Pemilu, meningkatnya pemahaman masyarakat dan preferensi untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, serta realisasi penerbitan Corporate SUKUK oleh bank syariah untuk memperkuat base capital perbankan syariah.

Dengan positioning khas perbankan syariah sebagai ''lebih dari sekedar bank'' (beyond banking), yaitu perbankan yang menyediakan produk dan jasa keuangan yang lebih beragam serta didukung oleh skema keuangan yang lebih bervariasi, kita yakin bahwa di masa-masa mendatang akan semakin tinggi minat masyarakat Indonesia untuk menggunakan bank syariah. Dan pada gilirannya hal tersebut akan meningkatkan signifikansi peran bank syariah dalam mendukung stabilitas sistem keuangan nasional, bersama-sama secara sinergis dengan bank konvensional dalam kerangka Dual Banking System (sistem perbankan ganda) Arsitektur Perbankan Indonesia (API).

Seguir leyendo...


Perbankan Syariah 2009 Berpotensi Tumbuh

JAKARTA, JUMAT - Konsultan Bisnis dan Finansial Adiwarman Azwar Karim, menilai industri skala mikro dan bisnis syariah masih berpotensi tumbuh pada 2009.

Adiwarman, di Jakarta, Jumat (21/11) mengatakan dampak nyata yang akan dialami oleh perbankan syariah nasional dalam masa ketidakpastian perekonomian global sekarang ini adalah sulitnya untuk bersaing dengan bank-bank konvensional.

"Namun pengaruhnya ekonomi syariah dalam perekonomian global akan membuat fenomena baru dan kita menduga ada dua industri yang akan berkembang pada 2009 yaitu industri mikro dan syariah," himbau Adiwarman.

Menurut dia, beban yang akan dialami oleh kedua industri itu akibat ketidakpastian ekonomi global hanya memberikan exposure yang kecil sehingga memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan bisnis di masa mendatang.

Selain itu, Adiwarman mengatakan dampak dari resesi ekonomi terhadap perbankan Syariah yaitu menjadi tidak kompetitifnya bisnis syariah apabila dihadapkan pada melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS.

"Investasi di sektor riil juga dalam hitungan per semester akan membatalkan investasinya dan dampak yang selanjutnya para investor secara bertahap akan kabur," terang Adiwarman.

Seguir leyendo...