Agenda Training

Ikutilah!!! >>>> Training dan Workshop Fikih Muamalah on Islamic Banking and Finance Level Intermediate (Angkatan 84) 6 - 7 Februari 2014 # Workshop Nasional Notaris Syariah 24 - 25 Januari 2013 # Workshop Hybrid Contracts pada Produk Perbankan Syariah 13 - 14 Maret 2013 Hub. Sdr. Joko (082110206289). BURUAN DAFTAR

Training

Training

Forum Riset Perbankan Syariah dan Kekuatan Ekonomi Islam


Sebelum tahun 2010 ini, Forum Riset Perbankan Syariah (FRPS) sudah berlangsung
sebanyak 2 kali. Forum yang bertujuan menjadi panggung bagi para akademisi dalam
memberikan kontribusinya berupa sumbang pikir dalam mendukung pengembangan
industri perbankan syariah tanah air, dikemas dalam bentuk forum seminar yang
memaparkan makalah-makalah ilmiah dari para akademisi, peneliti dan pemerhati
ekonomi/keuangan/ perbankan syariah. Makalah-makalah tersebut didapat dari proses
seleksi (Call for Papers) yang menilai aspek orisinalitas, metodologi penulisan,
kedalaman analisa, kemanfaatan bagi industri dan ruang lingkup pembahasan.

 
Pada tahun 2008 FRPS untuk pertama kali digelar, ternyata hanya mampu menarik 16
paper dari akademisi yang berasal dari beberapa daerah. Namun pada tahun 2009,
FRPS mampu menarik 52 paper. Sebuah peningkatan yang cukup signifikan dan
menggembirakan. Dan FRPS tahun 2010 ini yang direncanakan akan diselenggarakan
sebanyak 2 kali (Juli dan Oktober 2010), pada pelaksanaan pertamanya (22 Juli
2010) telah mampu mengumpulkan 84 paper dengan variasi topik yang semakin kaya
dan dari kalangan akademisi yang semakin bervariatif, bukan hanya dari para
akademisi dari ranah disiplin ekonomi dan syariah tetapi juga dari disiplin ilmu
yang lain seperti misalnya ilmu pendidikan.

Bagi Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) BI, FRPS sangat bermanfaat untuk
mendapatkan ide-ide segar bagi pengembangan industri perbankan syariah.
Disamping itu, FRPS bermanfaat untuk mengidentifikasi sebaran akademisi yang
unggul dalam pengetahuan dan keahlian perbankan syariah. Selain itu, FRPS
sekaligus diharapkan menjadi forum yang mampu mengukur kedalaman pengetahuan dan
keahlian kalangan akademisi dalam menopang laju perkembangan industri. Gap
antara kompetensi akademisi di dunia pendidikan dengan kebutuhan industri tentu
merepresentasikan sebuah kinerja yang tidak efisien. Mengingat industri
keuangan/perbankan syariah yang masih tergolong infant, maka sangat krusial bagi
dunia pendidikan untuk memposisikan diri dalam mendukung industri ini pada
bidang pengetahuan dan keahlian.

Akademisi Harus Menjadi Agen Kontrol
Beberapa waktu lalu pasca krisis keuangan global, banyak pakar menyadari bahwa
keuangan modern konvensional memiliki kesalahan yang fundamental dalam
sistemnya. Tetapi krisis tersebut juga menegaskan pada pelaku keuangan syariah
yang selama ini menempatkan diri sebagai solusi bagi konvensional, bahwa ada
yang salah pada paradigma dan interpretasi syariah dalam pengembangan keuangan
syariah, karena krisis menghantam mereka pula dengan kekuatan yang tak kalah
kuat.


Selanjutnya kenyataan ini membuat banyak pakar dan pemerhati keuangan syariah
menjadi sensitif. Mereka merekomendasikan untuk mengevaluasi kembali
bentuk-bentuk pengembangan keuangan syariah selama ini. Cara-cara konversi atau
mimicry praktek keuangan konvensional menjadi syariah menurut mereka harus
dihindari, karena cara tersebut telah melepaskan keuangan syariah dari esensi
dan diferensiasinya. Konsekwensinya keuangan syariah kehilangan daya tahan
alaminya terhadap financial shock yang selama ini dipercaya menjadi kekuatan
utama sekaligus daya tarik keuangan syariah.

Melihat fenomena ini, sepatutnya akademisi sebagai pihak yang bebas dari
kontaminasi kepentingan industri kecuali kepentingan keilmuan (kebenaran ilmu),
berperan dalam menjaga gerak industri untuk tetap berada dalam rel kebenaran
ilmu. Karena memang ilmulah yang akan menjaga kemanfaatan, fungsi dan ketepatan
praktek keuangan/perbankan syariah. Akademisi seharusnya mampu memberikan early
warning signal ketika industri berjalan tidak benar dan mengancam kelangsungan
perekonomian. Akademisi merepresentasikan komunitas yang bersandar pada
kepentingan kebenaran sebagai nature dasar dari ilmu dan keilmuan yang menjadi
dunia mereka. Akademisi adalah komunitas penjaga akal sehat bagi komunitas yang
lain, termasuk komunitas usaha, komunitas penguasa dan komunitas awam umumnya.

Untuk menjaga dan semakin menegaskan peran akademisi ini, FRPS hadir menjadi
media bagi akademisi untuk saling membagi dan memperdalam pengetahuan, untuk
saling mengkonfirmasi analisa baik bagi pengembangan maupun evaluasi
ekonomi/keuangan/ perbankan syariah serta untuk saling mengkonsolidasi dan
mengukur diri seberapa jauh akademisi mampu mengambil peran dalam menentukan
arah dan tujuan pengembangan atau bahkan warna dan bentuk bangunan
ekonomi/keuangan/ perbankan syariah di tanah air.

FRPS Menjadi Forum Konsolidasi Kekuatan Intelektual Ekonomi Syariah
Seperti yang saya sudah sebutkan sebelumnya bahwa FRPS (diharapkan) mampu
menjadi media konsolidasi kekuatan intelektual ekonomi syariah di tanah air.
Sebelumnya ekonomi syariah tanah air memiliki Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
yang menghimpun para akademisi, pemikir, peneliti atau bahkan pemerhati ekonomi
syariah dari seluruh tanah air, dari tingkat guru, konsultan, dosen sampai
peneliti-peneliti lepas, yang jaringannya terus berkembang.


Ekonomi syariah nasional juga memiliki kekuatan tunas intelektual muda yang saat
ini tengah membesar yaitu Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI). FoSSEI
telah berkembang dan tumbuh menjangkau kampus-kampus di tanah air. Gerakan dan
aksi mereka yang tanpa henti menggambarkan semangat mereka. Semangat muda
dikombinasi dengan idealisme yang murni menghasilkan kerja-kerja bersih yang
tidak memiliki pamrih. Oleh karenanya, penghargaan tertinggi bagi mereka mungkin
yang terbaik adalah memberikan akses sebesar-besarnya pada mereka untuk berkarya
dan menjadi generasi masa depan yang lebih baik dari generasi kini.

Dengan sengaja FRPS pertama tahun ini dilaksanakan bertepatan dengan
penyelenggaraan Munas FoSSEI di Palembang. Selain dapat bersinergi dalam
kepanitiaan, FRPS pertama tahun ini diharapkan mampu menjadi konsolidasi awal
kekuatan intelektual ekonomi Islam tanah air. Oleh sebab itu, dengan sengaja
pula pelaksanaan FRPS diluar Jakarta ini kepanitiaannya juga bekerjasama dengan
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan IAEI.


Jadi setidaknya FRPS bulan Juli 2010 ini menghimpun MES, IAEI dan FoSSEI. Dan
diharapkan FRPS akan dihadiri para akademisi dari tiga kekuatan intelektual
ekonomi Islam yang memiliki semangat dan idealisme. Dengan komitmen agar FRPS
menjadi agenda reguler kuartalan setiap tahunan, semoga Allah SWT memudahkan
harapan ini, maka FRPS dapat dimanfaatkan pula bagi MES, IAEI dan FoSSEI untuk
berkonsolidasi kekuatan mereka. Dan kemudian saling bersinergi, membagi amanah,
menyusun master-plan dakwah ekonomi Islam di tanah air dan usaha-usaha lainnya.


Di bawah MES, FRPS menjadi tempat para pemerhatinya untuk merancang, mengukur
diri, memetakan kekuatan, menyusun program dan mengevaluasi pengembangan ekonomi
syariah di tanah air, pada semua lapisan masyarakat yang menjadi ciri MES. MES
menghimpun semua segmen masyarakat dengan variasi yang sangat beragam, oleh
sebab itu, menyatukan kekuatan menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi MES.
Bayangkan jika di dalam MES berhimpun para pedagang, saudagar, pengusaha dan
kemudian mereka sharing informasi pasar dan berinteraksi bisnis sesama mereka
dibawa prinsip-prinsip akhlak dan hukum Islam.


Bayangkan pula jika hal yang sama dilakukan oleh segmen masyarakat pelaku hukum,
budaya, pegawai negeri, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya. Nah, akhirnya
tidak terhindarkan jika bayangan kita itu berakhir pada satu imajinasi dimana
semua segmen masyarakat semakin berkomitmen menjalankan praktek-praktek ekonomi
syariah termasuk akhlak berprilaku berdasarkan prinsip Islam. Terbayanglah
sebuah masyarakat yang unik, yang bersahaja, yang menampilkan wajah dan bentuk
ekonomi yang penuh dengan moral dan etika. Dan itu bisa dimulai melalui
konsolidasi kekuatan.

Sementara di bawah bendera IAEI, FRPS menjadi tempat para akademisi dalam
bertukar pengetahuan dan wawasan, bahkan menjadi media dalam menguatkan
kurikulum dan silabus pengajaran ekonomi Islam, membangun jaringan antar para
akademisi.sya sendiri membayangkan FRPS selanjutnya akan ada sesi-sesi khusus
dalam rapat-rapat parsial atau komisi bagi perbincangan konsolidasi kekuatan
ini. sementara FoSSEI memanfaatkan kehadiran para punggawa MES dan IAEI untuk
semakin mengasah pengetahuan, keahlian mereka dan mempertebal idealisme serta
komitmen mereka. Duh, forum yang bagi saya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin
untuk diwujudkan. Sangat-sangat mungkin.

Dan dengan tujuan-tujuan itulah saya tuliskan artikel ini. Saya mengajak
teman-teman, saudara-saudara, senior-senior, pemerhati dan masyarakat awam untuk
hadir dalam FRPS ini. Khususnya yang akan berlangsung di UNSRI Palembang tanggal
22 Juli 2010. Mari satukan komitmen, segarkan semangat, kokohkan idealisme,
dalam sebuah gathering perjuangan, dalam satu majelis ilmu dan ukhuwah, majelis
yang diharapkan pula menjadi majelis orang-orang shaleh dimana petunjuk, hidayah
dan kasih-sayang Allah SWT tercurah tanpa henti.

Mari berjumpa di Forum Riset Perbankan Syariah 2010 Palembang.

0 komentar: